Tuesday, 2 February 2016

LOCAL GOVERNMENTS AS INDUSTRIAL FIRMS: AN ORGANIZATIONAL ANALYSIS OF CHINA’S TRANSITIONAL ECONOMY

Meskipun ada skeptisme yang meluas tentang govenrnment ownership dalam transisi ekonomi, pertumbuhan industri China melesat yang dibawa oleh public enterprises. Teori Kornai yang kendala budgetnya lemah, melahirkan kesalahan pada awal reformasi di Hungaria, membantu perkembangan skeptisme, namun diasumsikan sebagai karakteristik organisasi yang tetap yang dalam faktanya berubah secara luas berseberangan dengan hukum/yuridis pemerintahan. Local government dengan pijakan industri kecil mempunyai insentif keuangan dan kendala yang lebih jelas, kepentingan nonfinansial yang lebih kecil dalam perusahaan, dan kapasitas yang lebih besar untuk memonitornya. Dalam banyak sektor publik di China, pertumbuhan paling cepat dalam output dan produktivitas terjadi ketika government ownership benar-benar bersih dan mudah dijalankan, yang memungkinkan officials mengatur industri publik sebagai suatu perusahaan market-oriented yang bervariasi. 

Banyak ekonom dan agen internasional menyatakan bahwa privatisasi dan perubahan market yang cepat hanya  jalan yang pasti menuju transisi jauh dari perencanaan pusat di Eropa Timur (Blanchard et al., 1991; Peck dan Richardson, 1991; Sachs, 1992, 1993). Pernyataan ini dipertanyakan oleh sosiolog dan ekonom yang mempunyai usulan pokok pada stabilitas moneter dan privatisasi yang cepat untuk mencari penelitian kritikal (Stark 1990, 1992,1996; Murrel 1991; Poznanski 1993; Comisso 1991; Stiglitz 1994). Catatan terkini di China secara langsung relevan dengan perdebatan ini, hal itu menjadi satu dari banyak pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia meskipun melanggar anjuran yang berisi perencanaan untuk percepatan stabilisasi dan privatisasi. Transisi di China pada market berangsur-angsur dan sebagian, dengan perluasan intervensi pemerintah dan dominasi pasar pruduk kunci; privatisasi pada keberadaan perusahaan publik mempunyai kehadiran yang besar. Meskipun demikian, industri China tumbuh pada tingkat tahunan 13% selama lebih dari satu dekade, dengan pertumbuhan paling cepat yaitu melampaui 20% pertahun – dalam suatu sektor baru yang dinamis pada perusahaan publik yang dimiliki county, township, dan village government (Jefferson dan Rawski 1994; Jefferson, Rawski, dan Zheng 1992).

Kelihatannya kinerja anomali industri China merupakan pokok dari semangat perhatian kini diantara para ekonom (), ilmuwan politik (), dan sosiolog (), dan tiga penjelasan luas yang muncul pada akun untuk fenomena ini.


Pertama, bahwa sektor publik desa kepemilikannya berbeda dari state enterprises yang didominasi ekonomi kota besar. Beberapa pengarang mulai menunjuk pada sektor kolektif besar (small public firm pada kota dan desa yuridis) dan small private sector sebagai suatu single ‘nonstate sector’ berbeda dari state firm mengatakan untuk dibawah perencanaan pusat dan state ownership (). Karena rural firm yang lebih kecil terlihat bersikeras menghadapi persaingan pasar, mereka terkadang mengarah sebagai private atau ‘semiprivate’ (Peng, 1992), atau dianalisis secara eksplisit sebagai fenomena transisional – suatu bentuk organisasi campuran atau hibrid dimana kepemilikan dimiliki antara state dan privat (Nee, 1992). Selanjutnya, apa yang muncul secara formal di permukaan sebagai public ownership terkadang menyembunyikan pertimbangan informal, atau tersembunyi, privatisasi (Liu, 1992; Nee & Su, 1993). Penjelasan untuk kedinamisan industri China ini bergantung pada argumen yang menimbulkan minat bahwa suatu proporsi pertumbuhan industri, khususnya rural public sector, merupakan suatu organisasi campuran dalam bentuk jalan tengah sepanjang rangkaian kesatuan evolusi dari kepemilikan state menuju privat.

Penjelasan kedua menekankan penyebaran mekanisme pasar yang menciptakan incentives for firms. Satu versi pandangan ini adalah reform yang berangsur-angsur (sebagai lawan rapid, pendekatan big bang) bekerja di China sebab kenaikan yang kuat pada pembukaan/pembentukan firm dalam kompetisi pasar. Bekerja dalam aliran dokumen-dokumen kemunculan market produk yang kompetitif ini, menaikkan kompetisi antara older urban state firm dan newer rural public firm, dan kenaikan berangsur-angsur dalam kompetisi untuk input dan capital (Byrd, 1991; Naughton, 1992b, 1995; Jefferson & Rawski, 1994).  Hal itu menekankan bahwa reformasi ekonomi yang berangsur-angsur dapat terus mengubah insentif bagi manajer dalam state enterprise yang menyerupai private enterprise.  Privatisasi mengimplikasi property rights, meskipun tidak sepenting pernyataan kebijaksanaan konvensional (Rawski 1994a, 1994b; Jefferson & Rawski 1994). Varietas penjelasan kedua ini bahwa banyak pertumbuhan industri yang dinamis terjadi dalam area yang mana transisi untuk market economy penyelesaiannya tertutup. Oleh karenanya rural industrial sector lebih dinamis dibanding urban industrial sector sebab firms tersebut lebih terbuka lebar untuk market institution dan market competition (Nee 1992; Peng 1992). Kedua varietas dalam pandangan ini menekankan pengembangan market competition yang dihadapi firm.

Penjelasan ketiga menekankan perubahan insentif yang memuat insentif untuk government officials. Penelitian dalam vein ini memfokuskan pada penyediaan insentif local official oleh reformasi sistem pajak China, upward dalam hirarki pemerintahan. Intensitas kepentingan local dalam menghasilkan revenue, khususnya dalam less indusrialized region, dan secara relatif kendala hard budget menghadapi yurisdiksi rural government, dikatakan untuk menjelaskan perilaku/sifat enterpeunership yang diobservasi diantara rural so sering di tahun 1980-an (Byrd & Gelb 1990 dst).

No comments:

Post a Comment

Flag Counter