Dalam Bukhari dan Muslim, juga dalam kitab2
hadits yang terkenal lainnya, diriwayatkan bahwa sebelum Rasulullah (saw)
hijrah, berkumpullah tokoh2 kafir Quraiy, seperti Abu Jahal, Walid bin Mughirah
dan Al ‘Ash bin Qail.
Mereka meminta kepada nabi Muhammad (saw) untuk
membelah bulan. Kata mereka, “Seandainya kamu benar2 seorang nabi, maka
belahlah bulan menjadi dua.”
Rasulullah (saw) berkata kepada mereka, “Apakah
kalian akan masuk Islam jika aku sanggup melakukannya?”
Mereka menjawab, “Ya.” Lalu Rasulullah (saw)
berdoa kepada Allah agar bulan terbelah menjadi dua. Rasulullah (saw) memberi
isyarat dengan jarinya, maka bulanpun terbelah menjadi dua. Selanjutnya sambil
menyebut nama setiap orang kafir yang hadir, Rasulullah (saw) berkata, “Hai
Fulan, bersaksilah kamu. Hai Fulan, bersaksilah kamu.”
Demikian jauh jarak belahan bulan itu sehingga
gunung Hira nampak berada diantara keduanya. Akan tetapi orang2 kafir yang
hadir berkata, “Ini sihir!” padahal semua orang yang hadir menyaksikan
pembelahan bulan tersebut dengan seksama.
Atas peristiwa ini Allah (swt) menurunkan ayat
Al Qur’an: ” Telah dekat saat itu (datangnya kiamat) dan bulan telah terbelah.
Dan jika orang2 (kafir) menyaksikan suatu tanda (mukjizat), mereka
mengingkarinya dan mengatakan bahwa itu adalah sihir.” (QS Al Qomar 54:1-2)
Subhanallah. Subhan ibn Abdullah Laem Chabang,
09/02/2005 . Telah Dekat Kiamat, Bulan Telah Terbelah Allah berfirman: “Sungguh
telah dekat hari kiamat, dan bulan pun telah terbelah.” (Q.S. Al-Qamar: 1).
SPLITTING OF THE MOON
Apakah kalian akan membenarkan ayat Al-Qur’an
ini yang menyebabkan masuk Islamnya pimpinan Hizb Islami Inggris? Di bawah ini
adalah kisahnya. Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim,
Prof.Dr.Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan
kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat
secara ilmiah? Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut:
Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah
kisah. Beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan hal itu di University Cardif,
Inggris bagian Barat. Para peserta yang hadir ber-macam2, ada yang muslim dan
ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar
mukjizat ilmiah dari Al-Qur’an.
Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun
berdiri dan bertanya, ” Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi
“Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah” mengandung mukjizat
secara ilmiah?
Maka saya menjawabnya: Tidak, sebab kehebatan
ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa
diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjangkaunya. Dan tentang
terbelahnya bulan, maka hal itu adalah mukjizat yang terjadi pada masa Rasul
terakhir Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam, sebagai pembenaran atas
kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi2 sebelumnya.
Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu
disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu
tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits2 Rasulullah, maka tentulah kami
para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi hal itu
memang benar termaktub di dalam Al-Qur’an dan hadits2 Rasulullah shallallahu
alaihi wassalam.
Dan memang Allah ta’alaa benar2 maha berkuasa
atas segala sesuatu.
Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip
sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari
Mekah Mukarramah ke Madinah Munawarah. Orang2 musyrik berkata, “Wahai Muhammad,
kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan
yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (dengan nada mengejek dan
meng-olok2)?” Rasulullah bertanya, “Apa yang kalian inginkan?”
Mereka menjawab, “Coba belah bulan…” Rasulullah
pun berdiri dan terdiam, berdoa kepada Allah agar menolongnya. Lalu Allah
memberitahu Muhammad saw agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Rasulullah pun
mengarahkan telunjuknya ke bulan dan terbelahlah bulan itu dengan
se-benar2-nya. Serta-merta orang2 musyrik pun berujar, “Muhammad, engkau benar2
telah menyihir kami!”
Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir,
memang benar bisa saja “menyihir” orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak
bisa menyihir orang yang tidak ada di tempat itu. Lalu mereka pun menunggu
orang2 yang akan pulang dari perjalanan.
Orang2 Quraisy pun bergegas menuju keluar batas
kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan ketika datang
rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, orang2 musyrik pun
bertanya, “Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?” Mereka
menjawab, “Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah
menjadi dua dan saling menjauh masing2-nya kemudian bersatu kembali…”
Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian
lainnya lagi tetap kafir ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya:
“Sungguh, telah dekat hari qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat
tanda2 kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, “Ini
adalah sihir yang terus-menerus”, dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti
hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap… (sampai akhir
surat Al-Qamar).
Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr.
Zaghlul Al-Najar. Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits
nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri
seraya berkata, “Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai
Tuan, bolehkah aku menambahkan?” Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar
menjawab:”Dipersilahkan dengan senang hati.”
Daud Musa Pitkhok berkata, “Aku pernah meneliti
agama2 (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim
menunjukiku sebuah terjemah makna2 Al-Qur’an yang mulia. Maka, aku pun
berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke rumah. Dan
ketika aku mem-buka2 terjemahan Al-Qur’an itu di rumah, maka surat yang pertama
aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya: “Telah dekat hari qiamat
dan bulan pun telah terbelah…”
Aku bergumam: Apakah kalimat ini masuk akal?
Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali? Andai benar,
kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu? Maka, aku pun berhenti membaca
ayat2 selanjutnya dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan se-hari2.
Akan tetapi Allah maha tahu tentang tingkat keikhlasam hamba-Nya dalam
pencarian kebenaran.
Suatu hari aku duduk di depan televisi Inggris.
Saat itu ada sebuah diskusi antara seorang presenter Inggris dan 3 orang pakar
ruang angkasa AS. Ketiga pakar antariksa tersebut bercerita tentang dana yang
begitu besar dalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal saat yang
sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan, sakit dan
perselisihan.
Presenter berkata, “Andaikan dana itu digunakan
untuk memakmurkan bumi, tentulah lebih banyak gunanya.” Ketiga pakar itu pun
membela diri dengan proyek antariksanya dan berkata, “Proyek antariksa ini akan
membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen kehidupan manusia, baik
pada segi kedokteran, industri ataupun pertanian. Jadi pendanaan tersebut
bukanlah hal yang sia2, akan tetapi hal itu dalam rangka pengembangan kehidupan
manusia.”
Dalam diskusi tersebut dibahas tentang turunnya
astronot hingga menjejakkan kakinya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke
bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar.
Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget dan berkata, “Kebodohan macam
apalagi ini, dana yang begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat
di bulan?
” Mereka pun menjawab, “Tidak! Tujuannya tidak
semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari
kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat
hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta
dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu
kepada siapapun.”
Mendengar hal itu, presenter itu pun bertanya,
“Hakikat apa yang kalian telah capai hingga demikian mahal taruhannya?” Mereka
menjawab, ” Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu
kala, kemudian menyatu kembali! Presenter pun bertanya, “Bagaimana kalian bisa
yakin akan hal itu?” Mereka menjawab, “Kami mendapati secara pasti dari
batu2-an yang terpisah (katrena) terpotong di permukaan bulan sampai di dalam
(perut) bulan. Kami meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka
mengatakan, “Hal ini tidak mungkin terjadi kecuali jika memang bulan pernah
terbelah lalu bersatu kembali!”
Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy
Inggris mengatakan, ” Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, "Mukjizat
(kehebatan) benar2 telah terjadi pada diri Muhammad shallallahu alaihi
wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar2 telah meng-olok2 AS untuk
mengeluarkan dana yang begitu besar, hingga 100 juta dollar, hanya untuk
menetapkan akan kebenaran muslimin! Agama Islam ini tidak mungkin salah…"
Lalu aku pun kembali membuka Mushhaf Al-Qur’an dan aku baca surat Al-Qamar.
Dan saat itu adalah awal aku menerima dan masuk
Islam.”
Diterjemahkan oleh: Abu Muhammad ibn Shadiq
(Sabtu, 22 Sya’ban1424H/18-10-2003M)
No comments:
Post a Comment