Tuesday, 2 February 2016

ASSUPTIONS INTO VARIABLES: REWORKING THE INSTITUTIONAL ANALYSIS

Cepatnya pertumbuhan industri China dipelopori oleh para manajer public firms dan  perluasannya, tindakan oleh local government official  sebagai ‘market-oriented agents’ yang mendapat persaingan hebat market product di regional, nasional dan internasional. Dalam public sector, firms diklasifikasikan sebagai ‘state’ yang tingkat pertumbuhannya 7,8% dari 1980 – 1992; diklasifikasikan sebagai  ‘collective’, 18,4%. Sedangkan private industry tingkat pertumbuhannya lebih besar 64,9%, hal itu masih menguasai hanya 6,8% output di 1992 dan bukan karena suatu major force dalam ekspansi industri selama periode terdahulu (Jefferson & Rafski 1994).
Hal lebih penting dalam mengukur perubahan pada economic performance adalah perubahan dalam faktor productivity. Sebelum reformasi, China, seperti semua gaya ekonominya Soviet, miskin dari faktor produktivitas dan mempertahankan tingkat pertumbuhan hanya melalui tingkat investasi yang lebih besar pada expense of consumption (Chen et al., 1988 dst). Selama 1988-92, berdasarkan estimasi, total faktor produktivity membaik pada tingkat 2,5% pertahun dalam state sector, 4,9% dalam urban collective sector, dan 6,9% di township dan village (seperti rural collective) sektor. Selama periode yang sama, kesamaan annual rate kenaikan labor productivity adalah 4,7%, 13,8%, dan 17,7% (Jefferson & Rawski 1994).


Mengapa outcomes China ini sangat berbeda dengan teori yang dibawa dari pengalaman awal Hungarian? Ada dua alasan yang keduanya simpel dan fundamental. Pertama bahwa analisis soft budget constraint biasanya dihasilkan jika ada satu owner dalam ekonomi, yaitu the state, meskipun faktanya secara potensial ada banyak owner pada public enterprises sebagaimana ada yurisdiksi pemerintah. Kedua diperoleh secara langsung dari pertama: karakteristik tanggungjawab organisasi pada kelemahan kepentingan finansial pemerintah dalam firms, dan untuk menciptakan dual dependence dan problem informasi, diasumsikan invariant meskipun faktanya mereka vary widely berdasarkan pada skala dan karakteristik organisasi yurisdiksi pemerintah dan dasar industri mereka.
Terdapa dua observasi yang menyarankan analisis organisasi industri yang menghubungkan antara pemerintah dan enterprises yang dipandang sebagai analogous pada hubungan dalam industrial firm atau corporation. Government, sebagai owner dianalogikan sebagai principal dalam corporate structure dan manajer enterprise dianalogikan sebagai kepala divisi atau kepala pabrik didalam corporate firm. Analogi sangat diresonate dengan jalan bahwa government authorities memanage industri di cities, towns, dan village di China, dan literatur dalam reform di China penuh dengan deskripsi yang membandingkan village, township, county, dan municipal government untuk bisnis corporation (Oi 1986 dst).

Hirarki corporate, banyak pada skala yang sangat besar, tentunya menembus banyak market ekonomi, dan anggapan bahwa banyak hirarki eksis sebab mereka mempunyai keuntungan lebih banyak market coordination pada aktivitas yang sama (Coase 1992 dst). Tidak ada satu saranpun bahwa hirarki corporate selalu inefisien tidak juga bahwa hanya jalan untuk memperbaiki ketertinggalan performance is to break them up. Banyak pandangan inovasi dalam organisasi corporate, tidak komplit pada market, sebagaimana driving force pada ekspansi ekonomi (Aoki 1988 dst). Analogi pertanyaan disini, apakah dibawah suatu lingkungan, problem digabungkan dengan monopoly bilateral diperbaiki melalui perubahan, dibandingkan dengan breaking apart, struktur corporate yang menghubungkan government menuju enterprise?
Analisis organisasional yang dikembangkan dalam artikel ini menghubungkan variasi dalam industril produktivity dan pertumbuhan untuk variasi dalam karakteristi organisasi pada local government sebagai industrial firms. Insentif finansial yang sama ditawarkan untuk semua subsentral yurisdiksi pemerintah melalui fiscal reform (Oi 1992 dst), dan large-scale urban industries membuka secara kuat untuk market competition (Naughton 1992b). Hirarki corporate large-scale pada level yurisdiksi pemerintah yang lebih tinggi  mempunyai respon lebih lambat untuk insentif yang sama daripada smaller corporation yang diwakili oleh county, township dan village government. Hal ini desebabkan intensitas yang finansial

No comments:

Post a Comment

Flag Counter